Surat Cinta dari Sahabat Lamaku yang Kembali

on Sabtu, 21 Maret 2009

Assalamu alaikum ya ukhti yang insya Allah diridhoi Allah sebagai mujahidah.
Ini adalah surat dari sesama muslimah yang saling mencintai karena Allah. Amin...

Tidak bisa dielakkan lagi bagaimana payahnya kita mencari sahabat sejati. Sahabat yang selalu di hati, tak pernah terganti. Tapi, sesungguhnya kita adalah manusia yang telah ditentukan Allah takdirnya. Bertemunya kita dan berkenalannya kita merupakan salah satu dari takdir Allah & kebesaran Allah. Jadi, saya hanya mengingatkan, jangan sampai kita lupa bersyukur atas nikmat Allah yang tiada tergantikan.
Kita semua menjalan hidup yang singkat ini tdak lain hanyalah untuk mencari amalan-amalan sholeh, yang nanti akan dipetanggung jawabkan dan dihisab semuanya. Jadi, dengan kata lain, hidup kita yang kekal nanti adalah kehidupan akhirat. Kebahagiaan tak terkira ialah bertemu sahabatku, keluargaku, dan kaum muslimin lainnya serta Rasulullah SAW di surga nanti. Kawanku, kita manusia tak lepas dari dosa, tapi bukan salah jika kita menghendaki kebersihan, kesucian, derajat yang mulia di hadapan Allah.
Mudah-mudahan nasihat ini menjadi kebaikan untukku dan untukmu, sobat.
1) Orientasikan dan transedentalkanlah hidupmu atas kebesaran dan keagungan Allah yaitu di saat kita menghendaki segalanya akan terjadi. Dikala Dia murka maka tak ada yang bisa menahan murkaNya.
2) Laa tahzan!!! Pernah ku dengar, kawanku, bahwa seorang mujahid tak pernah sedih, tak pernah stress, karena mereka (kita,amin..) hidup dalam kebesaran Allah. Di kala kita susah, maka pahala bagi kita adalah sabar dan di kala kita senang adalah pahala rasa syukur kita.
3) Jangan pernah malas beribadah!!! Karena sebaik-baiknya orang adalah yang istiqomah. Ingatlah...nikmat Allah datang pada kita setiap saat, setiap satuan waktu. Bayangkanlah di kala Allah malas memberikan nikmatNya pada kita, betapa sengsaranya kita sebagai ciptaanNya.
4) Ya ukhti, jagalah hatimu, jagalah hatimu, jagalah hatimu. Sesungguhnya pangeran-pangeran di luar sana adalah cobaan bagi kita yang rapuh. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi.
5) Di kala kita kesukaran datang, dapat diketahui siapa itu saudara. Engkaulah saudaraku! Engkaulah yang membuatku menangis. Engkaulah yang membuatku insyaf akan keberadaanku sebagai debu di alam semesta ini.

Permohonanku satu, ya ukhti. Di kala aku salah, ingatkanlah aku, sadarkanlah aku. Dan aku, hatiku, dan doaku selalu ada dan siap untuk menjagamu sebagai saudaraku, Insya Allah.

Cukup sekian dariku.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hamasah! Allahu akbar.


-Regina-

0 komentar:

Posting Komentar