Manisnya Sebuah Kegagalan

on Selasa, 14 April 2009

Mungkin anda pernah mendengar bahwa sesungguhnya sujud adalah posisi yang sangat dekat dengan Allah. Mengapa ya kita menjadi dekat dengan Allah dalam posisi terendah? Ternyata itu ada hikmahnya, Saudara-saudara. Ketika kita dalam keadaan terendah maka kita dapat merenungi sebenarnya siapa kita di dunia. Tak ada rasa keangkuhan yang terbalut. Pun sirna perasaan sombong yang membumbung di kalbu. Dibandingkan kita dalam posisi tertinggi , misalnya saja kita dalam keadaan berdiri, kita dapat melakukan apapun yang kita inginkan tanpa memperhatikan perasaan orang di sekitar. Kita dapat sewenang-wenang menginjak harga diri orang lain atau bahkan kita dapat melangkahi hak orang lain. Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

Menurutku gagal itu indah. Dari situ saya dapat merasakan nikmatnya ikhlas yang jarang dapat kita rasakan. Jika kita hanya dapat menyesali kegagalan, sebenarnya kita dalam keadaan merugi. Bayangin berapa banyak tissue yang terbuang untuk menghapus air mata yang membanjiri pelupuk mata. Berapa banyak waktu yang terbuang tuk meratapi nasib yang tak kunjung berubah. Saya makin merasakan hal tersebut setelah beberapa kali mengalami suat kegagalan. Tak ada gunanya menyesal. Ada hal yang lebih indah yang dapat kita lakukan, yaitu bersyukur. Serius loh…..aku makin akrab dengan teman karibku yang bernama kegagalan itu. Hinnga akhirnya aku putuskan untuk menjadikan teman karibku si 'kegagalan' itu sebagai sahabat dekatku yang mendampingiku untuk berlatih menuju sebuah kesuksesan.

Sifat manusia itu adalah kikir. Ketika ia mendapat kegagalan maka ia akan habis-habisan meminta sebuah kesuksesan. Ketika ia mendapat kesuksesan maka ia akan habis-habisan meminta agar kegagalan tak akan kunjung datang padanya. Kecuali orang yang dapat mengambil hikmah di setiap apa yang terjadi padanya. Percayalah…..kemenangan bukan hal yang selalu buruk atau selalu baik. Saya menganggap sebuah kemenangan sebagai sebatang coklat lezat yang dapat membuat orang yang memakannya tak bisa lepas dari hasrat untuk mencicipinya kembali….lagi…lagi…dan lagi…..namun terkadang kita harus sekali waktu menghentikan untuk makan coklat lebih banyak lagi. Nanti malah jadi dapet penyakit diabetes lagi…... sama halnya dengan kemenangan, sekali waktu kita juga mesti mengalami yang namanya kegagalan agar kita tak jadi pecundang yang tak dapat menerima suatu kegagalan.


 

0 komentar:

Posting Komentar