Sebesar itu keinsyafanmu, Sebesar itu kesuksesanmu

on Sabtu, 29 Agustus 2009


Kalimat itu yang sekarang ada dipikiran saya. Semakin berputar-putar ketika saya mulai mencoba meluruskan benang merah kehidupan lalu yang kusut. Untuk apa saya insyaf??? Itulah yang jadi pertanyaan dalam benak saya. Lagi-lagi saya berfikir. Hingga akhirnya saya tersentak dalam satu waktu, bahwa keinsyafan itu merupakan bekal untuk pendaki gunung kesuksesan. Lebih-lebih, keinsyafan merupakan oli bagi roda kehidupan agar selalu berputar sesuai hukumNya.

Insyaf harus segera saya lakukan karena kurang dari setahun saya harus mendaki gunung kesuksesan tersebut, dan saya juga harus terus berputar dengan roda kehidupan dalam setiap waktu. keinsyafan membangunkan saya dari tidur panjang perjalanan khayalan. Yang terkadang membawa saya menuju jurang kehinaan

sukses selalu digaungkan banyak pihak ketika saya masih terhenyak dalam lamunan, untuk apa semua masalah itu terjadi. Tak jarang saya menyingkir dari arena penghrapan karena luka yang saya bawa terkadang menghambat langkah saya melaju di arena tersebut. Saya yang harus mengobati luka itu sendiri. Hanya saya dan Dia yang tahu dimana luka tersebut bersarang. Sulit terlihat, namun selalu perih ketika di sentuh.

Tapi saya tak peduli lagi dengan luka itu. Kini saya mulai terbiasa menahan rasa sakit luka itu. Makin saya sadari bahwa luka itu mengajarkan saya untuk bisa selalu bangkit setelah terjatuh. Jatuh, lagi, dan lagi....sekarang saya musti bangkit untuk kesekian kalinya, masuk ke dalam arena pengharapan dengan membawa sekarung bekal menuju pendakian gunung kesuksesan.

1 komentar:

Faizal Firdaus mengatakan...

kayak lagu dangdut
jatoh bangun
tp bener c
ayo res
der Crux in mission

Posting Komentar